Rindu yang Terukir di Lubuk Hati: Puisi Cinta dan Kenangan yang Abadi
Di lubuk hati, terpendam rasa
Yang tak pernah lekang oleh waktu
Dia, sosok yang kucintai di masa lalu
Mengalir dalam kenangan, seperti sungai yang tak pernah kering
Puisi ini mengukir cerita tentang cinta
Yang tetap merajut benang merah di relung hati
Walau waktu berlalu, dan jarak memisahkan
Namun bayangannya masih membayangi, seperti bayang senja di ufuk barat
Dalam angan, aku merajut kenangan
Seperti rajutan benang emas di malam yang sunyi
Dia, yang pernah menjadi pelangi dalam hidupku
Warna-warni cerita kita masih terpatri di awan biru langit hati
Masa lalu membentuk peta kenangan
Seperti kumpulan bintang di langit yang tak pernah pudar
Kucoba merangkai kata-kata puitis
Sebagai bentuk rindu yang terus menyala
Di malam yang sunyi, bintang-bintang berserakan
Seperti kisah kita yang terpisah
Namun bintang-bintang itu tetap bersinar
Bagai perjalanan cinta yang tak pernah padam
Dalam detak jantung, kucoba merangkai bait-bait
Sebagai ungkapan perasaan yang tak terungkapkan
Kita, dua jiwa yang beriringan namun terpisah
Seperti dua sungai yang bertemu namun tak bisa bersatu
Di lubuk hati, masih ada goresan nama
Sebagai saksi bisu kisah yang terlewati
Bait demi bait, kata demi kata
Seperti melodi peluk cinta yang tak kunjung usai
Namun waktu terus berjalan
Seperti aliran sungai yang tak pernah berhenti mengalir
Apakah dia masih menyimpan cerita yang sama?
Atau sudahkah dia berlayar ke samudra cinta yang baru?
Hanya angin malam yang menyaksikan
Rahasia di lubuk hati yang tak terungkapkan
Mungkin suatu saat, kata-kata puitis ini akan tersampaikan
Atau mungkin, hanya akan menjadi puisi yang mengalun dalam sunyi
Di lubuk hati, rindu tetap menyala
Seperti lilin yang tak padam oleh waktu
Dia, yang kucintai di masa lalu
Puisi ini hanya secercah doa, semoga dia bahagia di pelukan cinta yang baru.
Post a Comment for "Rindu yang Terukir di Lubuk Hati: Puisi Cinta dan Kenangan yang Abadi"
Post a Comment